Jumat, 05 November 2010

Percakapan Antara Nabi Muhammad SAW dengan Malaikat Jibril Tentang Kiamat (Hadits)...Wajib Baca Gan...

http://mki5ska.files.wordpress.com/2009/12/volcano_002.jpg

Dari Umar ibnu Khattab ra beliau berkata : “ Pada suatu hari tatkala kami sedang duduk-duduk bersama Rasulallah saw. lalu datang seorang laki-laki. Pakaiannya sangat putih. Rambutnya sangat hitam.

Tidak nampak tanda-tanda bahwa dia dari perjalanan. Tidak seorangpun diantara kami yang mengenalnya. Kemudian orang tersebut duduk berhadapan dengan Rasulullah SAW.Disandarkannya kedua lututnya ke lutut Rasul dan kedua telapak tangannya diletakkan pada kedua paha Rasul.


Kemudian orang itu berkata : “ Ya Muhammad, kabarkan kepadaku tentang Islam...” Lalu Nabi menjawab; “ Islam itu bahwa kamu saksikan bahwa tiada Tuhan yang disembah selain Allah dan Muhammad itu utusan Allah. Kamu dirikan shalat, tunaikan zakat, berpuasa dibulan Ramadhan dan laksanakan haji ke Baitullah jika kamu mampu berjalan ke sana.” Orang itu kemudian berkata : “ Benar engkau...” Kamipun heran (kata Umar) dia yang bertanya dan dia pula yang membenarkan. Kemudian orang tadi berkata pula : “ Kabarkan kepadaku tentang Iman.” Rasul menjawab;’ Iman, bahwa kamu percaya kepada Allah, kepada para MalaikatNya, Kitab-kitabNya, Rasul-rasulNya, percaya kepada hari akhir dan percaya kepada takdir baik atau buruk.” “ Benar engkau,” kata orang itu pula.


Kemudian dia berkata lagi :” Kabarkan kepadaku tentang Ihsan (kebajikan) .” Nabi menjawab: “Ihsan itu adalah engkau sembah Allah seakan-akan engkau melihatNya, tetapi jika engkau tidak mampu melihatNya, ketahuilah bahwa Dia tetap melihat engkau.” Kemudian orang tadi berkata pula : “ Kabarkan kepadaku tentang Kiamat.” Lalu Rasul menjawab :” Orang yang ditanya tidak lebih tahu dari yang bertanya.” Lalu kemudian orang itu berkata lagi : “Kabarkan kepadaku tanda-tanda akan datang Kiamat. “ Rasul menjawab :’ Bahwa seorang ibu melahirkan pemimpinnya dan engkau akan melihat yang dulunya seseorang yang hidup fakir, berjalan pun tidak beralas kaki namun mereka berlomba-lomba untuk membangun gedung-gedung.”

kiamat


Kemudian orang itu berpisah dari kami dan aku (kata Umar) bertahan sejenak...lalu Nabi bertanya kepadaku...:” Ya Umar, kamu tahu siapa yang bertanya tadi..” Aku berkata : “ Allah dan RasulNya lah yang lebih tahu.” Lantas Nabi bersabda : “ Dia adalah Jibril, dia datanguntuk mengajarkan agama kepada kalian.” (H.R.Muslim)

Selasa, 26 Oktober 2010

makalah puasa

                                                            KATA PENGANTAR                                         

Assalamualaikum Wr. Wb
           Dengan mengucap Syukur Alhamdulillah. Bahwasanya saya telah dapat membuat makalah Studi Islam walaupun tidak sedikit hambatan dan kesulitan yang saya hadapi, tiada daya dan upaya kecuali dengan pertolongan Allah SWT.
Walaupun demikian, sudah tentu makalah ini masih terdapat kekurangan dan belum dikatakan sempurna karena keterbatasan kemampuan saya. Oleh karena itu saran dan kritik yang bersifat membangun dari semua pihak saya harapkan agar dalam pembuatan makalah di waktu yang akan datang bisa lebih baik lagi. Harapan saya semoga makalah ini berguna bagi siapa saja yang membacanya.


Wabilahi Taufik walhidayah Wasalamualaikum wr.wb








                                                                                                                                    Penyusun



BAB I
PENDAHULUAN
A.    LATAR BELAKANG

Puasa, bukan sekedar kewajiban tahunan, dengan menahan lapar dan berbuka, kemudian setelah itu hampir tidak berbekas dalam jiwa ataupun dalam perilaku dalam bersosialisasi di masyarakat, namun puasa lebih kepada kewajiban yang mampu menggugah moral, akhlak, dan kepedulian kepada hal social kemasyarakatan. Puasa merupakan kewajiban yang universal, dan sebagai orang yang beragama Islam, maka perlu diyakini bahwa puasa merupakan kewajiban yang disyariatkan untuk setiap muslim/mukmin, seperti layaknya sebagai umat dari Nabi Muhammad SAW.

Puasa, merupakan satu cara untuk mendidik individu dan masyarakat untuk tetap mengontrol keinginan dan kesenangan dalam dirinya walaupun diperbolehkan. Dengan berpuasa seseorang dengan sadar akan meninggalkan makan dan minum sehingga lebih dapat menahan segala nafsu dan lebih bersabar untuk menahan emosi, walaupun mungkin terasa berat melakukannya.

Puasa juga merupakan kewajiban yang konkret sebagai pembina suatu kebersamaan dan kasih sayang antar sesama. Sesama orang Islam akan merasakan lapar, haus, kenyang, dan sulitnya menahan emosi dan amarah diri. Puasa dalam satu bulan, seharusnya dapat membawa dampak positif berupa rasa solidaritas dan kepedulian antar saudara, rasa kemanusiaan yang mendalam atas penderitaan sesama manusia. Perasaan sama-sama lapar, haus, kesabaran yang lebih, dan kesucian pikiran juga kata-kata, mampu membuat manusia memiliki rasa kebersamaan dalam masyarakat, dan menghasilkan cinta kasih antar sesama tanpa memandang latar belakang, warna kulit, dan agama.



BAB II
PEMBAHASAN
Dalam makalah ini akan membahas tiga hal tentang puasa terutama pengertian puasa, macam-macam puasa, dan puasa membangun nilai takwa dari berbagai sumber.
A.    Pengertian Puasa (Syarat dan Rukun)
Puasa secara bahasa adalah menahan diri dari sesuatu. Sedangkan secara terminologi, adalah menahan diri pada siang hari dari berbuka dengan disertai niat berpuasa bagi orang yang telah diwajibkan sejak terbit fajar hingga terbenam matahari.

Detailnya, puasa adalah menjaga dari pekerjaan-pekerjaan yang dapat membatalkan puasa seperti makan, minum, dan bersenggama pada sepanjang hari tersebut (sejak terbit fajar hingga terbenamnya matahari. Puasa diwajibkan atas seorang muslim yang baligh, berakal, bersih dari haidl dan nifas, disertai niat ikhlas semata-mata karena Allah ta'aala.
Hukum Puasa
Hukum puasa terbahagi kepada tiga iaitu :
·         Wajib – Puasa pada bulan Ramadhan.
·         Sunat – Puasa pada hari-hari tertentu.
·         Haram – Puasa pada hari-hari yang dilarang berpuasa.
Syarat Wajib Puasa
·         Beragama Islam
·         Baligh (telah mencapai umur dewasa)
·         Berakal
·         Berupaya untuk mengerjakannya.
·         Sihat
·         Tidak musafir
Rukun Puasa
·         Niat mengerjakan puasa pada tiap-tiap malam di bulan Ramadhan(puasa wajib) atau hari yang hendak berpuasa (puasa sunat). Waktu berniat adalah mulai daripada terbenamnya matahari sehingga terbit fajar.
·         Meninggalkan sesuatu yang membatalkan puasa mulai terbit fajar sehingga masuk matahari.
Syarat Sah Puasa
·         Beragama Islam
·         Berakal
·         Tidak dalam haid, nifas dan wiladah (melahirkan anak) bagi kaum wanita
·         Hari yang sah berpuasa.
Sunat Berpuasa
·         Bersahur walaupun sedikit makanan atau minuman
·         Melambatkan bersahur
·         Meninggalkan perkataan atau perbuatan keji
·         Segera berbuka setelah masuknya waktu berbuka
·         Mendahulukan berbuka daripada sembahyang Maghrib
·         Berbuka dengan buah tamar, jika tidak ada dengan air
·         Membaca doa berbuka puasa
Perkara Makruh Ketika Berpuasa
·         Selalu berkumur-kumur
·         Merasa makanan dengan lidah
·         Berbekam kecuali perlu
·         Mengulum sesuatu
Hal yang membatalkan Puasa
·         Memasukkan sesuatu ke dalam rongga badan
·         Muntah dengan sengaja
·         Bersetubuh atau mengeluarkan mani dengan sengaja
·         kedatangan haid atau nifas
·         Melahirkan anak atau keguguran
·         Gila walaupun sekejap
·         Mabuk ataupun pengsan sepanjang hari
·         Murtad atau keluar daripada agama Islam
Hari yang Disunatkan Berpuasa
·         Hari Senin dan Kamis
·         Hari putih (setiap 13, 14, dan 15 hari dalam bulan Islam)
·         Hari Arafah (9 Zulhijjah) bagi orang yang tidak mengerjakan haji
·         Enam hari dalam bulan Syawal
Hari yang diharamkan Berpuasa
·         Hari raya Idul Fitri (1 Syawal)
·         Hari raya Idul Adha (10 Zulhijjah)
·         Hari syak (29 Syaaban)
·         Hari Tasrik (11, 12, dan 13 Zulhijjah)

B.    Macam-macam Puasa
1. Puasa Wajib (Puasa Ramadhan)
Puasa Ramadhan adalah puasa wajib yang dikerjakan bagi setiap muslim pada bulan Ramadhan.
Allah SWT berfirman :
“Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agara kamu bertaqwa. Yaitu dalam beberapa hari tertentu”. (Q.S. Al-Baqarah: 183-184)
Puasa ramadhan juga termasuk dalam rukun islam, sebagaimana tersebut dalam hadits Rasulullah yang diriwayatkan oleh Ibnu Umar ra.
“Didirikan agama Islam itu atas lima dasar yaitu bersaksi bahwa tiada sesembahan melainkan Allah dan Nabi Muhammada adalah utusan Allah, mendirikan shalat lima waktu, mengeluarkan zakat, puasa bulan Ramadhan dan melaksanakan haji ke Baitullah bagi yang mampu jalannya”> (H.R. Bukhari dan Muslim).
Bulan Ramadhan juga adalah bulan yang mulia dan penuh berkah dan ampunan. Allah Swt. berifirman:
“Bulan Ramadhan, bulan yang didalamnya diturunkan (permualaan) Al-Quran sebagai petunjuk bagi manusia dan pnejelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda antara yang haq dan yang bathil”. (QS Al-Baqarah: 185)
Keutaman puasa bulan Ramadhan adalah:
1. Bau mulut orang yang berupuasa disisi Allah lebih harum dibanding aroma kasturi.
“Setiap amal bani Adam yang baik dibalasi sepuluh hingga tujuh ratus kali lipat. Allah ‘Azza wa jalla berfirman : “Kecuali puasa. Maka puasa itu untuk-Ku dan akulah yang akan membalasnya. Dia telah meninggalkan syahwat, makan dan minum kareka Aku, bagi orang yang berpuasa akan mendapat dua kebahagiaan, yaitu kebahagiaan tatkala berbuka dan tatkala menemui Tuhannya. Sesungguhnya bau mulu orang yang berpuasa disisi Allah, lebih harum dari aroma misk (kasturi)” (H.R MUttafaq ‘Alaih)
2. Para melaikat memohonkan ampunan bagi orang yang telah berpuasa hingga orang tersebut berbuka.
3. Diberi ampunan kepada orang yang berpuasa pada akhir Ramadhan
4. Ada orang dibebaskan Allah dari api neraka pada setiap malam bulan Ramadhan
5. Dibukakan pintu-pintu surga dan ditutup rapat pintu-pintu neraka.
6. Pada bulan Ramadhan terdapat Lailah Al-Qadar yang lebih baik daripada seribu bulan
Rasulullah bersabda: Barang siapa yang salah malam di bulan Ramadhan lantaran iman dan mengharapkan pahala (dari Allah), maka diampunilah dosa-dosanya yang telah lalu”.(H.R. Muttafaq ‘Alaih)
7. setiap hari Allah menghias surga, seraya berfirman:
Telah dekat saatnya hamba-hamba-Ku yang shalih dibebaskan dari beban derita lalu mereka datang menuju kepadamu
8. Pada bulan Ramadhan syetan dibelenggu
Amalan utama saat bulan Ramadhan:
1. Shalat Tarawih dan witir serta shalat-shalat sunnat lainnya.
Dari Abu Hurairah ra.: “Rasulullah Saw. sangat menganjurkan untuk beribadah/shalat sunnat pada malam bulan Ramadhan tetapi dalam hal ini beliau tidak mewajibkannya dan selanjutnya beliau bersabda: Barang siapa yang beribadah shalat sunnat pada malam bulan Ramadhan dengan penuh keimanan dan hanya mengharapkan pahala dari Allah Swt., maka diampuni dosanya yang telah lalu”. (H.R> Muslim)
2. Memperbanyak membaca Al-Quran
3. Memperbanyak shadaqoh
Rasulullah bersabda:
Sebaik-baiknya sedekah adalah di bulan Ramadhan (HR Tirmidzi)



2. Puasa Nadzar
Puasa nadzar adalah puasa yang sebenarnya tidak diwajibkan untuk mengerjakannya, namun setelah dinadzarkan (telah melakukan suatu perjanjian dengan ALlah Swt, dengan jalan untuk mendekatkan diri kepada Allah, baik dengan syarat ataupun tidak), maka puasa ini menjadi wajib hukumnya.
Allah berfirman sebagai berikut:
Mereka menunaikan nadzar dan takut akan suatu hari yang asalnya merata dimana-mana
Rasulullah pernah bersabda:
Barangsiapa bernadzar akan mentaati Allah(mengerjakan perintahnya), maka hendaklah ia kerjakan. (H.R. Bukhari)
3. Puasa Sunnat
Puasa sunnat adalah puasa yang tidak diwajibkan untuk mengerjakannya, namum mendapat pahala jika dikerjakan, tidak mendatangkan dosa bila ditinggalkan.Puasa-puasa sunnat itu antara lain:
a. Puasa enam hari di bulan Syawal,
Dari Abu Ayyub ra. ia berkata, bahwa Rasulullah pernah bersabda:
“Barangsiapa yang berpuasa pada bulan Ramadhan, kemudian diikutinya berpuasa enam hari di bulan Syawal adalah orang tersebut seperti berpuasa satu tahun.” (H.R. Muslim)
b. Puasa di hari ‘Arafah
Jatuh pada tanggal 9 Dzulhijjah. PUasa ini disunnatkan bagi orang yang tidak menunaikan ibadah haji. Barangsiapa yang mengerjakan puasa ini Insya Allah dosanya dihapuskan dua tahun: setahun sebelum, dan setahun sesudah. Ini sesuai dengan hadis Rasulullah Saw yang berbunyi:
“Berpuasa di hari ‘Arafah menghapuskan dosa dua tahun yaitu dosa satu tahun yang telah lalu dan dosa satu tahun yang akan datang”. (H.R. Muslim)

c. Puasa Hari Asyura (10 Muharram)
Ada juga yang mengatakan tanggal 9 dan 10 Muharram. Dengan berpuasa pada hari Asyura, Insya Allah akan dihapuskan dosanya satu tahun yg lalu. Seperti yang diungkapkan dalam hadis yang diriwayatkan Abu Qatadah:
“Berpuasa pada hari Asyura adalah menghapuskan dosa-dosa satu tahun yang lalu”.

d. Puasa Senin Kamis

PUasa ini sangat dianjurkan oleh Rasulullah sebagaimana yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah ra.
“Amal perbuatan itu diperiksa pada setiap hari Senin dan Kamis, maka saya senang diperiksa amal perbuatanku, sedangkan saya sedang berpuasa. (HR Tirmidzi)
Puasa 3 hari setiap bulan (Yaumul Biidh)
Berpuasa pada tanggal 13, 14, dan 15 (hari-hari bertepatan dengan bulan purnama). ini sesuai dengan hadis Rasulullah yang diriwayatkan Abu Dzar:
“”Ya, Abu Dzar, apabila engkau berpuasa tiga hari dalam satu bulan, maka berpuasalah engkau pada tanggal tiga belas, empat belas, dan lima belas”. (HR Ahmad dan Tirmidzi).


e. Puasa di bulan Sa’ban
Dari Aisyah ra, ia menceritakan:
“Saya tidak pernah mengetahui (melihat) Rasulullah Saw. menyempurnakan puasanya satu bulan penuh, kecuali pada bulan Ramadhan, dan saya tidak pernah mengetahui pada bulan-bulan yang lain berpuasa lebih banyak selain dari bulan Sya’ban” (HR Bukhari dan Muslim)

f. Puasa Haram
Hari Raya ‘Idul Fitri dan ‘Idul Adh-ha
Dari Abu Sa’id Al-Khudri ra. ia menceritakan:
“Sesungguhnya Rasulullah Saw. telah melarang berpuasa pada dua hari yaitu: Hari ‘Idul Fitri dan hari ‘Idul Adh-ha. (HR Muttafaq ‘Alaih)
Pada hari Tasyrik, yaitu tiga hari pada tanggal 11, 12, dan 13 Dzulhijjah / sesudah Idul Adh-ha
Dari Nubaisyah Al-Hudzaili ra. ia berkata, bahwa Rasulullah Saw bersabda:
“Hari Tasyrik itu adalah hari makan, minum dan menyebut nama Allah Swt”.
Sumber : http://inspirasikan.wordpress.com

C.    Puasa Membangun Nilai Takwa

Membangun Taqwa dengan Puasa Ramadhan
Oleh Buya H. Mas’oed Abidin
“ Wahai anak Adam, jika datang kepadamu rasul-rasul daripada kamu yang menceritakan kepadamu ayat-ayat-Ku, maka barangsiapa yang bertaqwa dan mengadakan perbaikan, tidaklah ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati.”.. (QS. Al A’raf: 35)
Kata taqwa, asal maknanya ialah mengambil tindakan penjagaan dan pemeliharaan diri dari sesuatu yang mengganggu dan memudharatkan. Menurut syara’taqwa berarti menjaga dan memelihara diri dari siksa dan murka Allah SWT. Dengan jalan melaksanakan perintah-perintah-Nya, taat kepada-Nya, menjauhi larangan serta perbuatan maksiat. Para ahli Tasawwuf berpendapat bahwataqwa itu ialah membentengi diri dari siksa Allah, dengan jalan taat kepada-Nya.
Khalifah Umar bin Abdul Aziz menyatakan "Shaum pada siang hari dan bertanggang
untuk shalat serta berzikir sepanjang malam ataupun siang, belum dapat dikatakan taqwa yang sempurna. Bertaqwa kepada Allah berarti meninggalkan segala yang diharamkan Allah dan menunikan segala yang difardhukan-Nya. Barangsiapa yang dikaruniai dengan kemampuan berbuat baik setelah taqwa, maka kebaikannya itu merupakan tambahan kebaikan untuk dirinya".
Sebulan penuh di dalam bulan Ramadhan ini kita akan melatih diri dalam mengendalikan diri dengan berpuasa dengan penuh kesadaran dan keikhlasan akan keimanan kepada Allah SWT.
Tiada yang kita harapkan kecuali agar Allah memasukkan kita ke dalam golongan orang-orang yang bertaqwa. Betapa luhur cita-cita ini. Karena itu tak salah kiranya jika kini kita menginstropeksi balik diri kita. Apakah ketaqwaan yang kita harapkan itu benar-benar telah membekas di dalam qalbu kita. Maka jawabannya ada dalam diri kita masing-masing.
Untuk kerangka acuan bagi kita, baiklah disimak apa sebenarnya yang dimaksud dengan ketaqwaan dan apa saja ciri-ciri yang mengidentifikasikan ketaqwaan seorang. Abu Darda r.a mengatakan bahwa ketaqwaan seseorang dikatakan sempurna jika orang tersebut telah menjaga diri dari perbuatan dosa dan dari kemaksiatan walaupun sebesardzarrah sekalipun. Demikian pula bahwa ia tidak meremehkan perbuatan baik walau sebesardzarrah sekalipun, dia usahakan juga mengerjakannya. Sekecil apapun perbuatan seseorang, amal baik atau amal buruk pasti akan dipertanggung jawabkan dan mendapatkan perhitungannya di hadapan Allah SWT.
Allah SWT berfirman dalam surat Al Zalzalah : 7-8: “Barang siapa yang mengerjakan
kebaikan walaupun sebesar dzarrah sekalipun, niscaya ia akan melihat (balasan)nya. Dan barangsiapa yang mengerjakan kejahatan seberat dzarrahpun, niscaya dia akan melihat (balasan)nya pula.”
Ungkapan taqwa sangat sering kita dengar. Terutama pada setiap kali disampaikan khubbah Jum’at. Anjuran untuk bertaqwa adalah merupakan salah satu syarat khutbah. Biasanya para khatib mengutip ayat Al Qur’an surat Ali Imran ayat 102, firman Allah :
"Wahai orang-orang yang briman, bertaqwalah kepada Allah dengan sebenar-benar taqwa kepada- Nya. Dan janganlah sekali-kali kamu mati melainkan dalam keadaan beragama Islam".

Sumber : http://www.scribd.com


BAB III
PENUTUP
A.    KESIMPULAN
Puasa adalah menjaga diri dari pekerjaan-pekerjaan yang dapat membatalkan puasa seperti makan, minum, bersenggama (bersetubuh) pada sepanjang hari tersebut. Dan syarat-syarat wajib untuk puasa itu sendiri adalah beragama Islam, Baligh, berakal,berupaya untuk mengerjakannya, tidak musafir. Sedangkan syarat sah puasa adalah beragama Islam, berakal, tidak dalam haid,nifas,dan wiladah (melahirkan anak) bagi kaum wanita, hari yang sah berpuasa. Dan  rukun puasa adalah niat mengerjakan puasa pada tiap- tiap malam di bulan Ramadhan (puasa wajib) atau hari yang hendak berpuasa (puasa sunat). Waktu berniat adalah mulai dari terbenamnya matahari hingga terbit fajar. Macam-macam puasa adalah puasa wajib, puasa nadzar, puasa sunat. Selain itu puasa juga membangun nilai takwa.


DAFTAR PUSTAKA
http://www.scribd.com/doc/19591254/Membangun-Taqwa-Dengan-Puasa-Ramadhan : Membangun takwa dengan puasa : Buya H. Mas’oed Abidin